Kamis, 24 November 2016

AMPHIBI


Amphibia
Istilah Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu amphi yang berarti kedua, dan bios berarti hidup. Amphibia hidup di darat dan air tawar. Amphibia pertama kali muncul zaman Devonian yaitu Era Paleozoic yakni sekitar 350 juta tahun lalu.  
Amphibia dapat hidup di darat dan di air, pada Amphibia muda hidup di air menggunakan alat pernapasan berupa insang dan ketika sudah dewasa akan hidup di darat dengan alat pernapasan berupa paru-paru. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah yang berguna dalam membantu pernapasan karena kulitnya mengandung berbagai pembuluh darah. Amphibia bergerak dengan empat kaki. Pada perkembangbiakan Amphibia dimana amphibia berkembang biak dengan bertelur yang pembuahannya dilakukan secara eksternal. Amphibia yang bertelur akan menuju ke air untuk mengeluarkan telur-telurnya. Amphibia mengalami metamorfosis mulai dari zigot-embrio-berudu-katak kecil-katak dewasa.
Ciri-Ciri Umum Amphibia
 Dari setiap jenis-jenis amphibia memiliki ciri-ciri yang berbeda dan ada juga yang memiliki kesamaan dimana pada kali ini yang dapat kami simpulkan ciri-ciri umum Amphibia. Ciri-ciri umum Amphibia adalah sebagai berikut :


  1. Amphibia memiliki dua pasang kaki yang digunakan untuk berjalan, melompat dan berenang : Contohnya pada katak, kaki katak pada bagian belakang lebih panjang daripada kaki depannya. Rangka kaki katak bagian depan terdiri dari humerus, radioulna, karpal, metakarpal, dan falang (tulang jari-jari). Sedangkan rangka kaki belakang adalah terdiri dari femur, tibio-fibula, tarsal, metatarsal, dan falang. Pada kaki depan mempunyai empat jari, sedangkan pada kaki belakang mempunyai lima jari dimana diantara jari-jari tersebut terdapat selaput renang. 
  2. Bagian-bagian tubuh amphibia adalah kepala dan badan seperti katak, atau kepala, badan ekor seperti yang terdapat pada salamander. 
  3. Kulit yang lunak, berkelenjar dan juga selalu basah. Kulit amphibia tidak bersisik kecuali salamander. Di antara kulit dan jaringan otot dimana dibawahnya terdapat berupa rongga yang berisi cairan limfa. Pada bangkong yang berwarna cerah, kulitnya menghasilkan cairan beracun bagi hewan lainnya. 
  4. Pernapasan Amphibia berupa insang, kulit dan juga paru-paru. Seperti katak dewasa yang bernapas dengan menggunakan paru-paru yang berupa kantong-kantong dengan dinding yang memiliki sejumlah ruangan. 
  5. Amphibia adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm).
  6. Pada jantung Amphibia yang terdiri atas tiga ruangan. tiga ruangan itu adalah satu ventrikel dan dua untuk atrium. Merupakan peredaran darah tertutup ganda, artinya darah akan dua kali melewati jantung pada satu kali peredaran. 
  7. Sistem pencernaan lengkap yaitu mulai dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Contohnya katak, memiliki mulut yang sangat lebar dan juga gigi-gigi yang kecil di sepanjang rahang atas. Di langit-langit mulut terdapat gigi vormer. Lidah yang bercabang dua pada bagian ujungnnya dan pada permukaannya mengandung zat perekat yang digunakan untuk menangkap serangga. Amphibia juga memiliki hati, kantong empedu, dan pankreas. 
  8. Sistem ekskresi berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih (saluran wolf atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke kloaka. Amphibia juga memiliki kandung kemih yang ada disebelah sisi ventral kloaka. 
  9. Sistem Indra pada Amphibia terdiri atas mata, lubang hidung, dan juga telinga. Pada mata dilindungi oleh membran niktitans (selaput tidur), kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Hidup amphibia memiliki dua lubang hidung (nares) yang berhubungan dengan rongga mulut melalui koane. Sedangkan pada telinga, berkembang baik, karena terdiri atas dua bagian yaitu telinga tengah dan telinga dalam dan tidak memiliki telinga luar. Pada telinga yang ada dibagian tengah berhubungan dengan faring melalui tabung Eustachius. Katak dan bangkong memiliki selaput telinga yang disebut membran timpani pada bagian telinga tengah. Pada salamander tidak memiliki selaput telinga, sehingga hanya dapat merasakan gerakan suara melalui kaki depan. 
  10. Pada perkembangbiakan Amphibia, Amphibia memiliki alat kelamin yang terpisah. Umumnya Amphibia bersifat ovipar, namun ada juga yang ovovivipar dan vivipar dimana telur tersimpan dalam saluran reproduksi betina. 
Klasifikasi Amphibia
 Dalam klasifikasi Amphibia dimana ada terdapat sekitar 4.000 spesies Amphibia, yang diklasifikasikan dalam beberapa ordo. Klasifikasi Amphibia adalah sebagai berikut :
  1. Apoda (Gymnophiona), contohnya Ichtyophis glutinosus (salamander cacing).
  2. Urodela (Caudata), contohnya Plethodon glutinosis (Salamander berlendir).
  3. Anura (Salientia), contohnya bangkong (Bufo bufo) dan katak pohon (Hyla caerulea).


Peranan Amphibia
Amphibia memiliki banyak manfaat bagi manusia. Peranan amphibia atau manfaat amphibia bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
  1. Katak diambil daging dan telurnya yang kemudian dikonsumsi. 
  2. Kulit katak dapat dibuat jaket dan barang kerajinan lainnya jika diberi samak. 
  3. Katak berfungsi sebagai pemberantas nyamuk yang dilakukan secara biologi dan juga sebagai pengendali serangga hama pada pertanian.
  4. Katak dapat digunakan dalam tes kehamilan seperti Bufo melanostictus, karena dapat menghasilkan hormon perang gonad yang efeknya sama dengan hormon perangsang gonad yang terdapat dalam urine wanita hamil. 
  5. Dapat digunakan sebagai racun untuk anak panah hal ini dilakukan orang Indian.
  6. Racun bufotalin dan Bufotenin dihasilkan oleh jenis kodok Bufo marinus yang dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung.
Referensi :
Ringkasan :
      Istilah Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu amphi yang berarti kedua, dan bios berarti hidup. Amphibia hidup di darat dan air tawar.
 Amphibia memiliki dua pasang kaki yang digunakan untuk berjalan, melompat dan berenang. Memiliki kulit yang lunak, berkelenjar dan juga selalu basah. Pernapasan Amphibia berupa insang, kulit dan juga paru-paru. Amphibia adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm). Pada jantung amphibia yang terdiri atas tiga ruangan yaitu satu ventrikel dan dua untuk atrium. Sistem pencernaan lengkap yaitu mulai dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Sistem ekskresi berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih yang membawa sekret ke kloaka. Sistem Indra pada Amphibia terdiri atas mata, lubang hidung, dan juga telinga. Amphibia memiliki alat kelamin yang terpisah. Umumnya Amphibia bersifat ovipar, namun ada juga yang ovovivipar dan vivipar. Amphibia memiliki banyak manfaat bagi manusia salah satunya kulit amphibia dapat dibuat jaket dan barang kerajinan lainnya jika diberi samak.
 Klasifikasi Amphibia ada 3 yaitu Apoda (Gymnophiona), contohnya Ichtyophis glutinosus (salamander cacing); Urodela (Caudata), contohnya Plethodon glutinosis (Salamander berlendir); dan Anura (Salientia), contohnya bangkong (Bufo bufo) dan katak pohon (Hyla caerulea).
           

Sabtu, 19 November 2016

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN

            Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian kecambah berkembang manjadi tumbuhan kecil dan kemudian tumbuh membesar. Setelah masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.
            Berdasarkan lama hidupnya, tumbuhan dibagi menjadi tiga, yaitu tumbuhan semusim/ tahunan (annual), dwi tahunan (biennial) dan menahun (perennial). Tumbuhan semusim adalah tumbuhan yang masa hidupnya kurang dari satu tahun atau maksimal satu tahun, contohnya palawija. Tumbuhan dwi tahunan adalah tumbuhan yang mulai tumbuh sampai menghasilkan biji memerlukan waktu dua tahun, contohnya bit. Tumbuhan menahun adalah tumbuhan yang umurnya dapat mencapai ratusan tahun, contohnya pohon-pohon berkayu dan Zingiberaceae.
Fase pertumbuhan pada tumbuhan :
1. Perkecambahan
            Perkecambahan adalah munculnya plantula tanaman kecil dari dalam biji. Proses perkecambahan meliputi proses fisika dan kimiawi. Proses fisika ini terjadi ketika biji menyerap air (imhibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Sedangkan proses kimia terjadi saat masuknya air sehingga biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormone ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk menyintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidrolisiscadangan makanan yang terdapat dalam kutiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amilase menghidrolisispati dalam endosperma menjadi gula. Lalu gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kutiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tumbuhan.
            Perkecambahan dibedakan menjadi dua yaitu epigeal dan hipogeal. Epigeal apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kutiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang tanah. Hipogeal  yaitu apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kutiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada kacang kapri.   


Gambar perkecambahan epigeal dan hipogeal 

            Perkecambahan hanya terjadi jika syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu air yang cukup, suhu yang sesuai, udara yang cukup, dan cahaya matahari yang optimal. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi biji akan tetap dalam keadaan tidur (dorman).
            Irisan membujur ujung akar muda menunjukkan adanya empat daerah pertumbuhan, yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel (meristem), daerah pemanjangan sel, dan pemasakan sel (diferensiasi).


Gambar struktur anatomi akar dikotil

a. Tudung akar
            Tudung akar merupakan daerah akar bagian paling ujung. Fungsi tudung akar adalah menyekresikan cairan polisakarida untuk melumasi tanah di sekitar titik pertumbuhan akar dan melindungi daerah meristem akar. Cairan ini menyebabkan tanah menjadi lunak dan mudah ditembus akar.
b. Daerah meristem
            Daerah meristem terletak di belakang tudung akar, yang meliputi meristem apikal dan derivatnya. Meristem apikal merupakan daerah pusat pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel meristem primer untuk menggantikan sel-sel di tudung akar yang tanggal.
c. Daerah pemanjangan
             Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel di daerah pemanjangan membelah lebih lambat daripada sel meristem. Sel-selnya lebih tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radiasi dan bahan kimia beracun dibandingkan daerah lain. Sel di daerah pemanjangan ini berfungsi sebagai penyimpanan makanan.
d. Daerah diferensiasi
            Daerah diferensiasi terletak di bagian akhir akar, bercampur dengan daerah pemanjangan. Di daerah diferensiasi sel-sel dari daerah pemanjangan mulai terspesialisasi struktur dan fungsinya. Di daerah diferensiasi  terdapat tiga sistem jaringan yang dihasilkan dari sel-sel meristem yaitu protoderma, meristem dasar, dan prokambium. Protoderma yaitu lapisan terluaryang akan menjadi epidermis. Meristem dasar merupakan lapisan kedua yang akan berkembang menjadi sistem jaringan dasar. Sedangkan prokambium merupakan lapisan puast (dalam) yang akan berkembang  menjadi xilem dan floem.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Organ Tumbuhan
            Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terjadi di bagian ujung akar dan ujung batang. Pertumbuhan dan perkembangan batang meliputi pemanjangan dan diferensiasi. Pada tumbuhan dikotil terjadi pertumbuhan sekunder yaitu pada kambium. Jaringan kambium dapat membelah secara mitosis ke arah dalam membentuk xilem dan  ke arah luar membentuk floem.
Pembentukan xilem dan floem sekunder dipengaruhi oleh musim dan menimbulkan adanya lingkaran tahun. Di daerah empat musim, pertumbuhan terjadi pada musim semi. Peristiwa dorman terjadi pada musim dingin dan musim gugur. Pada musim panas, pembuluh xilem berukuran kecil.
Meristem apikal (titik tumbuh) batang merupakan massa berbentuk kubah yang dibentuk oleh sl-sel yang membelah pada ujung tunas atau sering disebut kuncup. Seperti pada akar, meristem apikal batang, prokambium, dan meristem dasar akan berdiferensiasi menjadi tiga sistem jaringan. Daun muncul sebagai tonjolan kecil di sisi-sisi meristem apikal dan disebut primordium. Tunas samping (aksilar) tumbuh dari sel-sel meristem di kanan kiri meristem apikal  di dasar primordium daun dan berpotnsi membentuk cabang batang.


Gambar irisan membujur ujung batang

3. Kurva Sigmoid Pertumbuhan
Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesis dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel. Secara umum, pertumbuhan tumbuhan awalnya berjalan lambat kemudian menjadi lebih cepat hingga tercapai kondisi maksimum, dan akhirnya kembali menurun.
Pada proses pertumbuhan, terdapat tiga fase utama yang mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Fase logaritmik yaitu laju pertumbuhan lambat pada awalnya tetapi setelah itu meningkat terus. Pada fase linier pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Pada fase penuaan laju pertumbuhan yang menurun terjadi pada saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. Proses pertumbuhan dapat dilihat dalam selang waktu tertentu dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Kurva sigmoid ini berlaku pada semua bagian tumbuhan. Kurva sigmoid berguna dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan karena kurva ini menujukkan tahap-tahap perkembangan tumbuhan.   

Referensi :
Maryati, Sri, dkk. 2012. BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XII. Jakarta: Erlangga.