PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai
dengan perkecambahan biji. Kemudian kecambah berkembang manjadi tumbuhan kecil
dan kemudian tumbuh membesar. Setelah masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan
menghasilkan biji.
Berdasarkan lama hidupnya, tumbuhan
dibagi menjadi tiga, yaitu tumbuhan semusim/ tahunan (annual), dwi tahunan (biennial)
dan menahun (perennial). Tumbuhan
semusim adalah tumbuhan yang masa hidupnya kurang dari satu tahun atau maksimal
satu tahun, contohnya palawija. Tumbuhan dwi tahunan adalah tumbuhan yang mulai
tumbuh sampai menghasilkan biji memerlukan waktu dua tahun, contohnya bit.
Tumbuhan menahun adalah tumbuhan yang umurnya dapat mencapai ratusan tahun,
contohnya pohon-pohon berkayu dan Zingiberaceae.
Fase
pertumbuhan pada tumbuhan :
1. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula tanaman kecil dari dalam biji.
Proses perkecambahan meliputi proses fisika dan kimiawi. Proses fisika ini
terjadi ketika biji menyerap air (imhibisi)
akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Sedangkan proses kimia
terjadi saat masuknya air sehingga biji mengembang dan kulit biji akan pecah.
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormone ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk menyintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja
dengan menghidrolisiscadangan makanan yang terdapat dalam kutiledon dan endosperma.
Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amilase menghidrolisispati dalam endosperma menjadi gula. Lalu gula dan
zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh
kutiledon selama pertumbuhan embrio
menjadi bibit tumbuhan.
Perkecambahan dibedakan menjadi dua
yaitu epigeal dan hipogeal. Epigeal apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun
lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kutiledon terangkat
ke atas tanah, misalnya pada kacang tanah. Hipogeal
yaitu apabila terjadi pembentangan
ruas batang teratas (epikotil)
sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kutiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada kacang kapri.
Gambar
perkecambahan epigeal dan hipogeal
Perkecambahan hanya terjadi jika
syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu air yang cukup, suhu yang
sesuai, udara yang cukup, dan cahaya matahari yang optimal. Jika syarat-syarat
tersebut tidak terpenuhi biji akan tetap dalam keadaan tidur (dorman).
Irisan membujur ujung akar muda
menunjukkan adanya empat daerah pertumbuhan, yaitu tudung akar, daerah
pembelahan sel (meristem), daerah
pemanjangan sel, dan pemasakan sel (diferensiasi).
Gambar struktur
anatomi akar dikotil
a.
Tudung akar
Tudung
akar merupakan daerah akar bagian paling ujung. Fungsi tudung akar adalah menyekresikan cairan polisakarida untuk melumasi tanah di sekitar titik pertumbuhan akar
dan melindungi daerah meristem akar. Cairan ini menyebabkan tanah menjadi lunak
dan mudah ditembus akar.
b.
Daerah meristem
Daerah
meristem
terletak di belakang tudung akar, yang meliputi meristem apikal dan derivatnya. Meristem
apikal merupakan daerah pusat pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel meristem primer untuk menggantikan
sel-sel di tudung akar yang tanggal.
c.
Daerah pemanjangan
Daerah
pemanjangan terletak di belakang daerah
meristem. Sel-sel di daerah pemanjangan membelah lebih lambat daripada sel meristem. Sel-selnya lebih tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radiasi dan bahan kimia beracun
dibandingkan daerah lain. Sel di daerah pemanjangan ini berfungsi sebagai
penyimpanan makanan.
d.
Daerah diferensiasi
Daerah
diferensiasi terletak
di bagian akhir akar, bercampur dengan daerah pemanjangan. Di daerah
diferensiasi sel-sel dari daerah pemanjangan mulai terspesialisasi struktur dan
fungsinya. Di daerah diferensiasi
terdapat tiga sistem jaringan yang dihasilkan dari sel-sel meristem
yaitu protoderma, meristem dasar, dan
prokambium. Protoderma yaitu lapisan
terluaryang akan menjadi epidermis.
Meristem dasar merupakan lapisan kedua yang akan berkembang menjadi sistem
jaringan dasar. Sedangkan prokambium merupakan
lapisan puast (dalam) yang akan berkembang
menjadi xilem dan floem.
2. Pertumbuhan
dan Perkembangan Organ Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan terjadi di bagian ujung akar dan ujung batang. Pertumbuhan dan
perkembangan batang meliputi pemanjangan dan diferensiasi. Pada tumbuhan
dikotil terjadi pertumbuhan sekunder yaitu pada kambium. Jaringan kambium dapat
membelah secara mitosis ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem.
Pembentukan
xilem dan floem sekunder dipengaruhi oleh musim dan menimbulkan adanya
lingkaran tahun. Di daerah empat musim, pertumbuhan terjadi pada musim semi.
Peristiwa dorman terjadi pada musim dingin dan musim gugur. Pada musim panas,
pembuluh xilem berukuran kecil.
Meristem apikal (titik tumbuh)
batang merupakan massa berbentuk kubah yang dibentuk oleh sl-sel yang membelah
pada ujung tunas atau sering disebut kuncup. Seperti pada akar, meristem apikal batang, prokambium, dan meristem dasar akan berdiferensiasi menjadi tiga sistem jaringan.
Daun muncul sebagai tonjolan kecil di sisi-sisi meristem apikal dan disebut primordium.
Tunas samping (aksilar) tumbuh dari
sel-sel meristem di kanan kiri meristem apikal di dasar primordium daun dan berpotnsi membentuk
cabang batang.
Gambar
irisan membujur ujung batang
3. Kurva Sigmoid
Pertumbuhan
Pertambahan
volume sel merupakan hasil sintesis dan akumulasi protein, sedangkan
pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel. Secara umum, pertumbuhan
tumbuhan awalnya berjalan lambat kemudian menjadi lebih cepat hingga tercapai
kondisi maksimum, dan akhirnya kembali menurun.
Pada
proses pertumbuhan, terdapat tiga fase utama yang mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Fase logaritmik yaitu laju
pertumbuhan lambat pada awalnya tetapi setelah itu meningkat terus. Pada fase linier pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan. Pada fase
penuaan laju pertumbuhan yang menurun terjadi pada saat tumbuhan sudah
mencapai kematangan dan mulai menua. Proses pertumbuhan dapat dilihat dalam
selang waktu tertentu dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan.
Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Kurva sigmoid ini
berlaku pada semua bagian tumbuhan. Kurva sigmoid berguna dalam melakukan
penelitian-penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan karena kurva ini menujukkan tahap-tahap perkembangan tumbuhan.
Referensi :
Maryati,
Sri, dkk. 2012. BIOLOGI UNTUK SMA/MA
KELAS XII. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar